Assalammualaikum wrwb murid ibu yang hebat. Apa khabar? semoga kalian sehat dan bahagia ya. mari kita mulai dengan doa semoga kita diberikan kelancaran dalam belajar oleh Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin. Pada hari ini, Selasa 27  April 2020, Ibu akan memberikan materi pembelajaran tentang Rotasi dan Revolusi serta gehana Matahari dan Bulan. Tahukah kalian, bahwa bumi itu berputar atau bergerak?...ya!, Bumi kita melakukan 2 gerakan, yaitu gerakan Rotasi dan Gerakan Revolusi.

1. Rotasi Bumi
Rotasi bumi yait proses pergerakan bumi berputar pada porosnya. 
Ketika bumi berevolusi, bumi juga melakukan gerak rotasi dengan berputar pada porosnya. Arah rotasi sama dengan arah revolusi yaitu dari barat ke timur. Dengan pergerakan pada sumbunya atau porosnya, maka setiap daerah pada bumi mengalami siang dan malam, meskipun dengan panjang siang dan malam yang dapat berbeda-beda.  Masa rotasi bumi pada porosnya dalam hubungan dengan bintang adalah 23 jam, 56 menit, dan 4.091 detik. Masa rotasi dalam hubungannya dengan Matahari adalah 24 jam. Tetapi perputaran tersebut semakin melambat dikarenakan pengaruh dari gravitasi bulan.

A.Akibat Terjadinya Rotasi Bumi

    Rotasi bumi bisa mengakibatkan gejalan alam yang terjadi antara lain sebagai berikut:

1. Peredaran Semu Harian Benda Langit
Apabila diamati benda-benda yang berada di langit, seperti benda-benda tersebut bergerak dai timur    selanjutnya akan naik lewat atas kepala kita dan akhirnya terbenam di sebelah barat. apakah peredaran benda-benda langit diatas adalah suatu kejadian yang sebenarnya? ketika kita naik kereta api, dari jendela kita melihat ke luar terlihat pepohonan, dan rumah- rumah seakan-akan begerak menuju kita kemudian melewati dan menjauhi kita. Gerakan pohon dan rumah adalah gerak semu. Sekarang kita berada di bumi yang berotasi dari barat ke timur. Hal ini merupakan gerak yang sebenarnya yang disebut dengan perbedaan haian. Akibat dari rotasi bumi, benda langit terlihat melakukan peredaran semua harian dari timur ke barat

2. Terjadinya Siang Dan Malam
Bumi memperoleh sinar dari matahari. Setengah dari permukaan bumi dengan
bergantian menghadap ke matahari. Bagian dari bumi yang menghadap matahari akan
terjadi siang dan bagian yang lain adalah malam.


3. Perbedaan Waktu
Dalam satu kali rotasi, semua tempat di bumi telah berputar 360o dan ditempuh dalam waktu              24 jam. Akibatnya yakni antara lain:
* Setiap 1o garis bujur ditempuh dalam waktu sebagai berikut
* Setiap 1 jam = 60 menit, garis buju yang ditempuh yakni: Sehingga, setiap perbedaan 15o garis bujur mempunyai perbedaan waktu 1 jam. Dari perbedaan waktu diatas, bumi dibagi menjadi 24 daerah waktu dan setiap daerah besarnya adalah 15o. Sebagian standar waktu, ditentukan waktu pada bujur 0o yang melewati kota Greenwich yang terletak didekat kota London yang disebut sebagai waktu pangkal atau GMT (Greenwich Mean Time). Lalu bagaimana pembagian daerah waktu di setiap daerah di Negara Indonesia? Indonesia mempunyai pembagian tiga daerah waktu yang telah ditetapkan sejak 1 Januari 1964. Selanjutnya, pada tanggal 1 Januari 1988 disempurkan lagi, yakni sebagai berikut :
  • 105o BT untuk daerah Waktu Indonesia bagian Barat (WIB), mencakup Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. WIB = GMT + 7 Jam
  • 102o BT untuk daerah Waktu Indonesia bagian Tengah (WITA), mencakup Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. WITA = GMT + 8 Jam
  • 135o BT untuk daerah Waktu Indonesia bagian Timur (WIT), meliputi Maluku dan Irian Jaya. WIT = GMT + 9 Jam
Pemepatan Bumi
Teori terjadinya bumi mengemukakan bahwa bumi terbentuk dari suatu gas yang semakin lama akan semakin keras karena pendinginan. Karena rotasi, pada tiap bagian di permukaan bumi memperoleh gas gaya sentrifugal (gaya yang arahnya menjauhi sumbu putar).
Pada khatulistiwa gaya itu kuat dan pada kutub gaya itu adalah nol. Karena pengaruh dari gaya sentrifugal tersebut, pada saat bumi masih lunak di daerah khatulistiw menggelembung dan di kedua kutubnya menjadi cepat pepat. Karena pemepatan bumi di kedua kutubnya, gaya tarik bumi lebih kuat di kutub daripada di khatulistiwa.Revolusi Bumi adalah perputaran Bumi mengelilingi Matahari. Sebenarnya, tidak hanya Bumi yang mengalami revolusi, melainkan planet-planet lain di sistem tata surya. Lamanya Bumi berevolusi adalah satu tahun, sehingga peristiwa itu dijadikan patokan dalam penanggalan Masehi. Lintasan yang dilalui Bumi selama berevolusi disebut sebagai orbit. Lantas, seperti apa proses terjadinya revolusi Bumi?



Proses Revolusi Bumi

Sebenarnya Bumi itu tidak pernah diam, lho. Selain berotasi, Bumi juga mengalami revolusi yang berlangsung selama 1 tahun atau 365-366 hari. saat berevolusi, posisi Bumi terhadap Matahari tidaklah tetap, melainkan berubah-ubah. Hal itu karena orbit Bumi saat berputar mengelilingi Matahari berbentuk elips atau lonjong. Contohnya bisa Quipperian lihat arah datang sinar Matahari di bulan Maret, Juni, September, dan Desember selalu berubah. Bagaimana bisa?
  • Pada tanggal 21 Maret, Matahari berada di garis lintang 0o Khatulistiwa.
  • Pada tanggal 21 Juni, Matahari berada di garis balik utara.
  • Pada tanggal 23 September, Matahari kembali lagi ke khatulistiwa.
  • Pada tanggal 22 Desember, Matahari berada di garis balik selatan.
Jika Quipperian perhatikan, seolah-olah Matahari yang bergerak, padahal objek yang bergerak adalah Bumi. Sebagai makhluk yang tinggal di Bumi, Quipperian tidak bisa merasakan pergerakan Bumi secara signifikan karena karena Bumi selalu bergerak dengan kecepatan tetap. Nah, gerak yang Quipperian lihat dari perbedaan posisi Matahari tadi merupakan contoh gerak semu tahunan Matahari.

Akibat Revolusi Bumi

Revolusi Bumi merupakan salah satu fenomena alam yang berpengaruh bagi kelangsungan hidup makhluk di Bumi. Memangnya, apa saja sih akibat adanya revolusi Bumi ini?

1. Gerak semu tahunan Matahari

Seperti pembahasan sebelumnya, gerak semu tahunan Matahari merupakan istilah yang menunjukkan bahwa Matahari seolah-olah bergerak, sehingga posisinya terhadap Bumi selalu berubah. Pada peristiwa gerak semu tahunan ini, Matahari mengalami pergeseran posisi ke belahan Bumi bagian utara, tepatnya pada tanggal 22 Desember – 21 Juni dan pergeseran dari belahan Bumi utara ke selatan pada tanggal 21 Juni – 21 Desember.

2. Perbedaan lamanya waktu siang dan malam

Pernahkah anak - anak  mendapatkan informasi yang menunjukkan bahwa beberapa negara di Eropa mengalami waktu siang lebih lama daripada malam, sebut saja Norwegia. Salah satu pulau bagian yang ada di Norwegia, yaitu Svalbard, memiliki durasi siang sekitar 21 jam dan malam hanya 3 jam. Svalbard merupakan daerah yang berada di daerah Lingkar Artik (kutub utara). 
Bandingkan dengan Indonesia, Malaysia, Korea, atau Jepang yang memiliki durasi siang dan malam hampir sama, yaitu 12 jam. Mengapa bisa demikian? Ternyata hal itu dipengaruhi oleh revolusi Bumi. Kombinasi antara revolusi Bumi dan kemiringan sumbu Bumi terhadap bidang ekliptika mengakibatkan lamanya siang dan malam di berbagai belahan Bumi berbeda. Perbedaan itu bisa terlihat jelas saat kalian berada di daerah yang dekat dengan kutub Bumi, baik kutub utara maupun selatan.

3. Terjadinya perbedaan musim

Perbedaan musim yang terjadi di berbagai belahan dunia disebabkan oleh revolusi Bumi. Mengapa bisa demikian?
Pada tanggal 21 Juni, posisi Matahari berada di utara, tepatnya garis 23,5oLU. Garis ini disebut sebagai garis balik utara. Pada tanggal 23 September, Matahari berada di garis khatulistiwa, sehingga kutub utara dan selatan Bumi memiliki jarak yang sama dari Matahari. Matahari berada di posisi paling selatan pada tanggal 22 Desember, tepatnya di garis 23,5o LS, sehingga garis ini disebut garis balik selatan. Sampailah pada tanggal 21 Maret di mana Matahari kembali lagi ke garis khatulistiwa. Hal itu tentu akan mengakibatkan sejumlah negara mengalami perbedaan musim. Adapun penjelasan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut.

a. Tanggal 21 Maret –  21 Juni

Pada rentang waktu ini:
  • belahan Bumi utara mengalami musim semi dan siang hari lebih lama daripada malam harinya; dan
  • belahan Bumi selatan mengalami musim gugur dan siang hari lebih pendek daripada malam harinya.

b. Tanggal 21 Juni – 23 September

Pada rentang waktu ini:
  • belahan Bumi utara mengalami musim panas karena posisi Matahari berada di utara; dan
  • belahan Bumi selatan mengalami musim dingin.

c. Tanggal 23 September – 22 Desember

Pada rentang waktu ini:
  • belahan Bumi utara mengalami musim gugur dan siang hari lebih pendek daripada malam harinya; dan
  • belahan Bumi selatan mengalami musim semi dan siang hari lebih panjang daripada malam harinya.

d. Tanggal 22 Desember – 21 Maret

Pada rentang waktu ini:
  • belahan Bumi utara mengalami musim dingin; dan
  • belahan Bumi selatan mengalami musim panas karena Matahari berada di posisi paling selatan.
Sudah paham, kan ya anak - anak Ibu,  mengapa setiap negara bisa mengalami musim yang berbeda-beda? Nah, bagaimana dengan Indonesia? Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di garis khatulistiwa, sehingga Indonesia hanya memiliki 2 musim, yaitu musim kemarau dan penghujan.

4. Terbentuknya rasi bintang yang berbeda-beda

Perbedaan rasi bintang disebabkan oleh perbedaan posisi pengamatan saat di Bumi. Seperti kalian ketahui bahwa Bumi senantiasa berevolusi. Itu artinya, posisi Bumi terhadap susunan bintang-bintang juga akan berubah.
Ternyata, revolusi Bumi bermanfaat untuk dipelajari ya, anak - anak ?....Dengan adanya revolusi Bumi inilah anak - anak  bisa menentukan tanggal-tanggal penting menggunakan kalender Masehi. Tidak hanya itu, revolusi Bumi juga bisa dimanfaatkan untuk menentukan posisi Matahari setiap tahunnya. 

III. GERHANA MATAHARI

Gerhana matahari adalah fenomena yang terjadi ketika bulan terletak di antara bumi dan matahari. Dikutip dari Bumi yang Dinamis (2019), bulan menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari. Meskipun bulan lebih kecil dari matahari, namun bulan dapat menutupi matahari karena bulan lebih dekat ke bumi dibanding matahari. Ketika bumi, bulan, dan matahari sejajar, bayangan bulan jatuh di bumi menutupi matahari. Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan tambahan (penumbra). Baca juga: Gerhana Bulan: Pengertian, Proses, dan Penampakannya di Indonesia Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan. Adapun mereka yang berada di daerah yang dilalui penumbra, masih dapat melihat sebagian sinar matahari. Jenis gerhana matahari Gerhana matahari terbagi menjadi: Gerhana matahari total: Terjadi saat gerhana matahari mengalami puncak. Matahari akan tertutup seluruhnya. Gerhana matahari sebagian: Terjadi saat gerhana matahari mengalami puncak. Piringan matahari hanya tertutup sebagian. Gerhana matahari cincin: Terjadi ketika piringan bulan terletak tepat di depan piringan matahari. Di sekeliling piringan bulan akan terlihat cincin bercahaya. Gerhana matahari hibrida: Terjadi di bagian bumi tertentu. Gerhana ini muncul sebagai gerhana total namun di titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Lihat Foto Seorang warga tengah melihat gerhana matahari melalui filter matahari yangbdi sediakan Observatorium Boscha dalam pemantauan terbuka di Lapang Sinapeul, Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (26/12/2019).(KOMPAS.com/AGIE PERMADI) Dikutip dari situs Kemdikbud, dalam gerhana matahari cincin, ujung umbra atau bayang-bayang bulan tidak mencapai permukaan bumi. Hanya perpanjangan umbra (antumbra atau antiumbra) saja yang sampai ke bumi. Daerah yang dilalui antumbra itulah yang akan melihat matahari seperti cincin bercahaya di langit. Amankah melihat gerhana matahari? Gerhana matahari berbahaya untuk dilihat dengan mata telanjang. Baca juga: Catat! 13 Gerhana Matahari Akan Lewati Indonesia Sepanjang 2020-2100 Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari matahari) walaupun hanya beberapa detik dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata. Ini karena fotosfer memancarkan radiasi tinggi. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan katarak hingga kebutaan. Panjang gelombang radiasi sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi berkisar antara ultra violet (lebih dari 290 nm) hingga sepanjang gelombang radio. Padahal, kemampuan jaringan pada mata kita untuk menerima sinar matahari hanya sekitar 380-1400 nm. Ketika mata menerima radiasi UV itu, maka akan terjadi percepatan penuaan pada lapisan terluar dari mata. Inilah yang akan menyebabkan katarak. Baca juga: Timelapse Video Gerhana Matahari Cincin Tampak Sempurna dari Singkawang Untuk mengamati gerhana matahari dibutuhkan pelindung mata khusus atau menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata hitam (sunglasses) tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata. 

Pengertian Gerhana Bulan
Gerhana bulan merupakan fenomena saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan yang tertutup oleh bayangan bumi. Hal demikian terjadi jika bumi berada diantara matahari dan bulan pada satu garis lurus yang sama. Sehingga sinar Matahari tidak bias mencapai bulan karena terhalangi oleh bumi.
Fenomena gerhana bulan adalah fenomena yang jarang terjadi di suatu wilayah di bumi. Fenomena gerhana bulan ini merupakan fenomena tertutupnya bulan oleh bayangan dari bumi sehingga bulan akan nampak terkikis hingga akhirnya hilang seperti tidak terlihat lagi. Fenomena gerhana bulan ini terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari berada pada satu garis lurus. Dan posisi yang unik ini tidak terus- terusan terjadi namun hanya beberapa kali atau setiap periode saja.  Pada masyarakan tradisional Jawa, ketika terjadi gerhana bulan maka mereka akan menamai hal itu sebagai peristiwa “Bulan dimakan Buto”. Buto sendiri merupakan suatu julukan atau sebutan yang diberikan masyarakat untuk menyebut suatu raksasa siluman yang bentuknya sangat besar dan memankan apa saja yang ada di bumi. Buto ini dikait- kaitkan dengan alam ghaib.
Alasan mengapa peristiwa ini dinakan sebagai bulan dimakan Buto tidak lain dan tidak bukan karena bulan perlahan- lahan menghilang tersebut. Sebelum menghilang semuanya, bulan akan nampak cekung seperti digigit (seperti saat kita memakan biskuit yang berbentu bulat) sebelum akhirnya menyabit, dan akhirnya hilang. Itulah yang membuat masyarakat Jawa menamai sebagai mitos Bulan dimakan Buto.
Dan pada saat terjadi gerhana bulan tersebut yng mana masyarakat Jawa percaya bulan tersebut benar- benat hilang dmakan Buto, maka banyak warga yang membunyikan kentongan (alat komunikasi tradisional yang cara membunyikannya dengan cara dipukul) agar si Buto memuntahkan kembali bulan tersebut dehingga masyarakat tetap akan disinari pada waktu malam hari tiba. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan kemodernisasian zaman, lambat laun tradisi tersebut tidak ditemukan lagi atau sangat jarang di jumpai lagi pada masyarakat Jawa saat ini.
Bila kita nikmati dari sisi estetika atau eindahan, gerhana bulan ini adalah peristiwa yang indah sekali. Pemandangan yang dihasilkan dari peristiwa gerhan bulan ini dapat dijadikan objek fotografi yang sangat indah. Terlebih jika gerhana bulan terjadi pada saat kondisi langit sedang cerah. Hal ini akan dimanfaatkan banyak fotografer untuk mengabadikan momen berharga ini.
Meskipun euforia datangnya gerhana bulan ini tidak seheboh dibandingkan euforia pada saat terjadi gerhana matahari, namun antusias masyarakat untuk meihatnya pun tidak kalah dengan saat terjadi gerhana matahari. Faktor yang menjadikan gerhana bulan tidak seheboh gerhana matahari antara lain karena gerhana bulan ini terjadi pada malam hari sehingga peristiwa agung ini tidak terlalu terlihat mencolok seperti gerhana matahari yang terjadi pada pagi atau siang ataupun sore hari disaat sunia terang oleh sinar matahari.
Hal selanjutnya yakni karena kita lebih sering menyaksikan gerhana bulan bila dibandingkan dengan gerhana matahari karena gerhana bulan ini dapat teramati pada sebagian bumi pada waktu malam hari. Meskipun demikian, tetap saja gerhana bulan ini menjadi momen langka yang mengundang masyarakat untuk menyaksikan dan juga mengabadikan keindahannya.
Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Gerhana bulan muncul apabila bulan sedang berposisi dengan matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5 derajat. Maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut dengan Node yakni titik yang dimana bulan memotong bidang ekliptika.
Gerhana bulan ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi lainnya. Maka seharusnya bila terjadi gerhana bulan akan diikuti dengan gerhana matahri karena kedua node tersebut terletak pada garis yang memhubungkan antara matahari dengan bumi.
Yang sebenarnya peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat, ini dikarenakan masih adanya sinar matahari yang dibelokkan kea rah bulan oleh atmosfer bumi dan kebanyakan sinar yang dibelokkan ini mempunyai spectrum cahaya merah, itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan tersebut akan menampakkan warna gelap, bias juga berwarna merah tembaga, jingga maupun coklat.
Proses terjadinya gerhana bulan ini lebih lama jika dibandingkan dengan matahari, meskipun perbedaan waktunya hanya beberapa menit saja. Seperti halnya gerhana matahari, proses terjadinya gerhana bulan ini sebagai berikut:
1.       Dimulai ketika bulan yang bersinar terang tiba-tiba tertutup sedikit demi sedikit oleh bayangan hitam. Bayangan hitam tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah bayangan dari bumi sendiri.
2.      Setelah itu lama-kelamaan bulan yang bulat tadi akan tertutup semakin lama semakin banyak hingga bulan hanya terlihat sebagian dan semakin lama bumi akan terlihat meyabit.
3.      Setelah mulai menjadi menyabit, lama- kelamaan bulan akan tampak menghilang karena tertutup penuh oleh bayangan bumi. Ketika saat inilah kita tidak dapat melihat bulan dan bulan seperti menghilang.
Setelah bulan tertutup semua dan tampak seperti menghilang, kemudian kita akan menyaksikan bulan kembali muncul dari arah yang pertama kali bulan itu menghilang. Munculnya bulan ini dimulai dari bentuk bulan tersebut sabit, setelah itu bulan tersebut semakin lama akan semakin kelihatan dan menjadi setengah, dan semakin lama akan semakin utuh sehingga tampak lagi seperti semula.
Itulah beberapa proses terjadinya gerhana bulan ini dari awal hingga akhir. Gerhana bulan sendiri ketika terjadinya akan membutuhkan waktu beberapa menit hingga berjam lamanya. Ketika terjadi gerhana bulan ini masyarakat biasanya akan menyaksikan dari menghilangnya bulan dari bagian sedikit sampai munculnya bulan kembali hingga utuh seperti sedia kala.
Jenis-Jenis Gerhana Bulan
Gerhana bulan yang terjadi di bumi ini ternyata dibedakan menjadai beberapa jenis dan hanya tidak satu jenis saja. Secara umum gerhana bulan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra. Penjelasan mengenai masing- masing jenis gerhana ini adalah sebagai berikut:
1. Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total merupakan gerhana bulan dimana semua bagian dari bullan akan tertutup oleh bayangan bumi, sehingga bulan akan tampak tertutup semua. Gerhana bulan total ini dapat dibedakan lagi menjadi dua macam yakni gerhana bulan total dan gerhana bulan total +.
Gerhana bulan total adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan berada tepat pada daerah NTT, dan pada saat yang demikian warna bulan menjadi merah namun warna merah tersebut tidaklah rata.
Gerhana bulan total + adalah gerhana yang terjadi pada saat bulan melalui titik pusat daerah umbra, dan pada saat ini warna bulan menjadi merah merata. Pada saat seperti ini bulan akan tampak menakjubkan sekaligus mengerikan jika dipandang dari bumi.
Saat terjadi gerhana bulan total ini maka bulan akan terlihat berwarna kemerahan. Hal ini berhubungan dengan lapisan atmosfer bumi. Di suatu daerah tertentu atau suatu negara tertentu, gerhana bulan total akan terlihat lebih merah daripada di daerah lain. Hal ini menandakan bahwa jika bulan berwarna lebih merah, maka suatu tempat tersebut memiliki tingkat polusi yang semakin kuat.
2. Gerhana bulan sebagian
Pada gerhana sebagian ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lainnya berada di daerah atau area penumbra. Sehingga masih ada sebgaian dari sinar matahari yang sampai ke permukaan bulan dan dapat dilihat manusia dari bumi. Inilah yang disebut sebagai gerhana bulan sebagian.
3. Gerhana bulan penumbra
Jenis gerhana bulan yang selanjutny adalah gerhana bulan penumbra. Gerhana bulan penumbra berarti seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Dengan demikian bulan masih dapat terlihat oleh manusia yang berada di bumi meskipun secara samar- samar dan dengan warna yang suram.
Itulah beberapa jenis dari gerhana bulan.
Bila kita menyimak pengertian dari masing- maing gerhana bulan, maka kita akan menemukan beberapa istilah yang khas. Istilah- istilah tersebut antara lain adalah umbra dan juga penumbra. Yang dimaksud dengan umbra sendiri adalah daerah diantara bumi dan juga bulan yang tidak terkena cahaya matahari atau yang gelap. Sedangkan penumbra merupakan daerah diantara bumi dan juga bulan namun yang terkena sinar matahari atau daerah di antara bumi dan matahari yang masih tersinar oleh sinar matahari.
Cara Melihat Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Setiap tahun diperkirakan gerhana bulan ini dapat terjadi dua sampai lima kalian. Gerhana bulan total lebih jarang terjadi. Lain halnya dengan gerhana matahari. Gerhana bulan dapat dinikmati dengan mata telanjang sehingga aman untuk dilihat secara langsung dan tidak berbahaya. Untuk dapat menikmati gerhana bulan dengan jelas, dapat dengan menggunakan alat seperti teleskop atau teropong.
Ketika gerhana bulan sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan shalat gerhana ( shalat khusuf ).

Komentar

Postingan Populer